Selasa, 11 Desember 2012

Menyaksikan Riuhnya Tradisi Saparan Bekakak

Tradisi Saparan Bekakak ini akan diawali dengan dilakukannya pawai atau arak-arakan dari Balai Desa Ambarketawang menuju ke Pesanggrahan Ambarketawang yang konon dulunya adalah tempat tinggal Pangeran Mangkubuni yang selanjutnya bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Kini, Pesanggarahan Ambarketawang pun dijadikan sebagai pusat upacara Tradisi Saparan Bekakak yang disaksikan oleh ribuan pasang mata dan tidak pernah bosan menanti acara ini tiap tahun.

Mula-mula, Tradisi Saparan Bekakak dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu tahap mindodareni pengantin bekakak (menghias pengantin dengan gaya Solo dan Yogyakarta), kirab bekakak, penyembelihan pengantin bekakak yang tadi diarak, dan terakhir adalah tahap sugengan ageng. Nah, acara ini pun telah di mulai sehari sebelumnya yaitu dengan dilakukannya upacara adat Kembul Bujono dan juga Midodareni. Selanjutnya, diselenggarakan acara pentas wayang kulit yang dilakukan semalam suntuk.

Pada pagi harinya, acara Tradisi Saparan Bekakak pun dilanjutkan dengan dilakukannya Besan Gambyong dan juga Tari Gendruwo. Tari Gendruwo ini adalah proses tarian yang dilakukan untuk pembukaan acara Tradisi Saparan Bekakak. Pawai arak-arakan ini dapat anda lihat mulai dari Balai Desa Ambarketawang hingga ke Gunung Gamping Tlogo dengan melewati jalan ring road barat yang membatasi Kabupaten Sleman dengan Kota Yogyakarta.

Pada siang hari sebelum arak-arakan pengantin Bekakak dimulai, dilakukan pentas seni Prasetyaning Sang Abdi yang bercerita tentang abdi dalem keraton Ki Wirosuto dan juga kesetiaannya kepada Keraton Yogyakarta. Jika pentas ini selesai, barulah arak-arakan dimulai dengan disertakannya sesaji yang dibawa oleh tiga buah joli. Pawai ini pun diikuti oleh para pamong desa, prajurit, alat tradisional jatilan, dan gendruwo berjumlah sekitar 50 anak kecil yang didampingi oleh sepasang gendruwo dewasa dan berjalan sambil mengawal sepasang pengantin bekakak.

Nah setelah sampai di sebuah altar di Gunung Gamping, anda akan dapat menyaksikan penyembelihan pengantin Bekakak yang dilakukan oleh seorang utusan dari Keraton Yogyakarta. Setelah selesai, acara selanjutnya adalah penyerahan gunungan untuk para pengunjung yang datang ke acara Tradisi Saparan Bekakak. Beberapa orang yang percaya tentang datangnya berkah setelah mendapatkan potongan gunungan pun mau bersusah payah berebut mendapatkan bagian walaupun hanya sedikit saja.

Sebagai salah satu tradisi yang telah berlangsung selama ratusan tahun, pemerintah daerah pun terus mempromosikan acara Tradisi Saparan Bekakak kepada masyarakat luas untuk mengabarkan tentang salah satu kisah kesetiaan seorang abdi dalem kepada pemimpinnya.
Place Categories: Petunjuk Wisata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar