Menyaksikan Riuhnya Tradisi Saparan Bekakak
Tradisi Saparan Bekakak ini akan diawali dengan dilakukannya pawai
atau arak-arakan dari Balai Desa Ambarketawang menuju ke Pesanggrahan
Ambarketawang yang konon dulunya adalah tempat tinggal Pangeran
Mangkubuni yang selanjutnya bergelar Sultan Hamengku Buwono I. Kini,
Pesanggarahan Ambarketawang pun dijadikan sebagai pusat upacara Tradisi
Saparan Bekakak yang disaksikan oleh ribuan pasang mata dan tidak pernah
bosan menanti acara ini tiap tahun.
Mula-mula, Tradisi Saparan Bekakak dilakukan dalam beberapa tahap,
yaitu tahap mindodareni pengantin bekakak (menghias pengantin dengan
gaya Solo dan Yogyakarta), kirab bekakak, penyembelihan pengantin
bekakak yang tadi diarak, dan terakhir adalah tahap sugengan ageng. Nah,
acara ini pun telah di mulai sehari sebelumnya yaitu dengan
dilakukannya upacara adat Kembul Bujono dan juga Midodareni.
Selanjutnya, diselenggarakan acara pentas wayang kulit yang dilakukan
semalam suntuk.
Pada pagi harinya, acara Tradisi Saparan Bekakak pun dilanjutkan
dengan dilakukannya Besan Gambyong dan juga Tari Gendruwo. Tari Gendruwo
ini adalah proses tarian yang dilakukan untuk pembukaan acara Tradisi
Saparan Bekakak. Pawai arak-arakan ini dapat anda lihat mulai dari Balai
Desa Ambarketawang hingga ke Gunung Gamping Tlogo dengan melewati jalan
ring road barat yang membatasi Kabupaten Sleman dengan Kota Yogyakarta.
Pada siang hari sebelum arak-arakan pengantin Bekakak dimulai,
dilakukan pentas seni Prasetyaning Sang Abdi yang bercerita tentang abdi
dalem keraton Ki Wirosuto dan juga kesetiaannya kepada Keraton
Yogyakarta. Jika pentas ini selesai, barulah arak-arakan dimulai dengan
disertakannya sesaji yang dibawa oleh tiga buah joli. Pawai ini pun
diikuti oleh para pamong desa, prajurit, alat tradisional jatilan, dan
gendruwo berjumlah sekitar 50 anak kecil yang didampingi oleh sepasang
gendruwo dewasa dan berjalan sambil mengawal sepasang pengantin bekakak.
Nah setelah sampai di sebuah altar di Gunung Gamping, anda akan dapat
menyaksikan penyembelihan pengantin Bekakak yang dilakukan oleh seorang
utusan dari Keraton Yogyakarta. Setelah selesai, acara selanjutnya
adalah penyerahan gunungan untuk para pengunjung yang datang ke acara
Tradisi Saparan Bekakak. Beberapa orang yang percaya tentang datangnya
berkah setelah mendapatkan potongan gunungan pun mau bersusah payah
berebut mendapatkan bagian walaupun hanya sedikit saja.
Sebagai salah satu tradisi yang telah berlangsung selama ratusan
tahun, pemerintah daerah pun terus mempromosikan acara Tradisi Saparan
Bekakak kepada masyarakat luas untuk mengabarkan tentang salah satu
kisah kesetiaan seorang abdi dalem kepada pemimpinnya.
Place Categories: Petunjuk Wisata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar